Negara-negara mengalami kebuntuan dalam perjanjian PBB tentang polusi plastik

Negara-negara mengalami kebuntuan dalam perjanjian PBB tentang polusi plastik

Banyak negara mengalami kebuntuan dalam perjanjian PBB mengenai polusi plastik, menurut The Associated Press.

Perjanjian tersebut, yang bertujuan untuk mengatasi polusi plastik di seluruh dunia, menghadapi rintangan karena para perunding tidak dapat menyelesaikan masalah jika perjanjian tersebut harus mengurangi jumlah sampah plastik di bumi, serta memiliki kendali wajib terhadap bahan kimia beracun yang digunakan dalam pembuatan perjanjian tersebut. plastik, menurut AP.

Negosiasi perjanjian telah dilakukan di Busan, Korea Selatan pada minggu lalu, dan kesepakatan dicapai oleh para perunding pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut pada tahun berikutnya, AP melaporkan.

Keinginan lebih dari 100 negara agar perjanjian plastik mengurangi produksi dan mengatasi pembersihan serta daur ulang, dan beberapa negara sebelumnya mengatakan ada kebutuhan untuk fokus pada bahan kimia tertentu yang bertentangan dengan keinginan negara-negara pembuat plastik, menurut AP.

Sebuah studi yang dilakukan awal tahun ini menemukan bahwa ada lima perusahaan yang bertanggung jawab atas seperempat jumlah sampah plastik dunia. Sebelas persen polusi plastik bermerek global berasal dari Coca-Cola saja, menurut para peneliti. Produsen besar lainnya termasuk PepsiCo, Nestlé, Danone dan Altria.

Salah satu kendala penting yang dihadapi negara-negara dalam upaya menyatukan perjanjian plastik adalah persyaratan untuk adanya persetujuan semua negara mengenai proposal yang menjadi bagian dari perjanjian tersebut, menurut AP.

Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

Comments are closed.