
Manfaat rencana pajak Trump yang condong ke arah orang kaya: Analisis
Sebuah analisis baru terhadap proposal perpajakan yang diajukan oleh mantan Presiden Trump menunjukkan bahwa proposal tersebut akan berarti pemotongan pajak bagi orang Amerika terkaya dan kenaikan pajak bagi sebagian besar rumah tangga.
Kelompok 1 persen terkaya akan mengalami penurunan pajak rata-rata lebih dari $36.000, sementara sebagian besar kelompok masyarakat di kuintil terbawah akan mengalami kenaikan pajak sekitar $1.500, menurut studi baru yang dilakukan oleh Institute on Taxation and Economic Policy (ITEP).
Rencana pajak Trump mencakup tarif umum, tarif pajak perusahaan yang lebih rendah, pembatalan pajak atas tip dan upah lembur, serta perpanjangan pemotongan pajak individu dalam Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Ketenagakerjaan tahun 2017 yang menjadi tanda tangannya.
“Sering kali kita menemukan bahwa kebijakan pajak mempengaruhi 1 persen orang terkaya atau 5 persen orang terkaya dengan cara yang jauh berbeda dibandingkan orang lain, dan itulah yang kita temukan di sini,” kata direktur kebijakan federal ITEP Steve Wamhoff saat presentasi temuannya pada hari Senin.
Perpanjangan ketentuan undang-undang perpajakan tahun 2017 nampaknya mempunyai dampak yang paling nyata terhadap setiap perubahan kebijakan individu, dengan mengurangi beban pajak rata-rata sebesar $81.000 untuk 1 persen masyarakat terkaya, dan rata-rata sebesar $110 untuk 20 persen masyarakat termiskin.
Komite Gabungan Perpajakan menemukan bahwa perpanjangan ketentuan masing-masing pemotongan pajak Trump akan menambah defisit sebesar $3,3 triliun selama 10 tahun ke depan. Saat ini banyak pakar kebijakan di Washington yang mengkhawatirkan tingkat defisit federal.
Wamhoff mencatat bahwa studi ITEP mengamati distribusi kekayaan dalam perekonomian secara keseluruhan, bukan berdasarkan regional atau negara bagian, dimana dampak distribusi manfaat pajak mungkin berbeda-beda.
Berakhirnya masa berlaku pajak membuat Partai Demokrat dan Republik mempersiapkan negosiasi besar tahun depan, tergantung pada hasil pemilu pada bulan November.
Jika satu partai menguasai Gedung Putih dan Kongres, undang-undang perpajakan dapat disahkan dengan relatif cepat melalui proses rekonsiliasi anggaran. Jika ada pemerintahan yang terpecah, negosiasi dapat berlanjut sepanjang tahun.
Ada peluang untuk menyelesaikan masalah perpajakan dalam sidang yang tidak menguntungkan ini, meskipun hal ini mungkin terbatas pada pajak bisnis dan kredit pajak untuk keluarga, yang mana sudah banyak pekerjaan legislatif yang diselesaikan tahun ini.
Selama musim panas, terdapat pemungutan suara untuk memperluas kredit pajak anak dan memulihkan kredit penelitian dan pengembangan. RUU tersebut lolos di DPR yang dikuasai Partai Republik pada awal tahun ini, namun jatuh di Senat karena filibuster Partai Republik.